Dark Love (2)

dark-love

Title     : Dark Love

Genre  : AU, Romance, Drama, Angst

Main Cast: Suzy, Kim Myung Soo, Kim Jong In, Kris

Other Cast : Find by your self

Rating : PG 15

Length : Multichapter

Auhtor : Chang Nidhyun (@nidariahs)

Poster by : Kiyorel @ESFAG

***

-chapter 2-

 

“Kau tidak merindukanku, eo?”

Suzy menggeleng pelan membaca pesan singkat yang dikirimkan oleh Jongin. Dasar kekanakan. Kapan laki-laki itu akan berubah? Padahal, sebentar lagi laki-laki itu akan menyelesaikan kuliahnya, tapi tetap saja dia kelewat kekanakan, seolah-olah mereka ini anak SMA. Belum lagi jika dia sudah merajuk, oh dear, dia bahkan lebih kekanakan dari Oh Sehun –sepupu Jongin yang kebetulan satu kelas dengannya.

Dengan cepat, Suzy pun membalas sms itu.

“Tidak. Tapi aku sangat sangat merindukanmu ^_^
oh, ayolah Kim Jongin-ssi, aku harus datang ke perpustakaan nasional untuk mencari sebuah buku. Jika kau mau berkencan di perpustakaan, kurasa tidak ada salahnya. Aku akan menunggumu disana, bagaimana?”

Dan Suzy pikir, Jongin akan langsung menyetujuinya meskipun sepanjang jam kencan mereka Jongin tidak akan berhenti menggerutu pelan. Suzy tidak begitu mendengarnya –pasti. Tapi Suzy sudah mengenal Jongin sejak lama, membaca sifat pemuda itu tidak terlalu sulit.

Tapi diluar dugaannya, lelaki itu justru menjawab.

“Bilang saja kau mau berselingkuh dengan buku-buku sialan itu. Aku tdak mengerti mengapa Kris-mu itu selalu punya cara untuk memisahkan kita 😦
baiklah jagiya, kakakku baru pulang hari ini. Aku harus menyambutnya karena aku adik yang baik. Kita bertemu besok. DAN AKU TIDAK MENERIMA PENOLAKAN.”

Suzy berdecak pelan. Ia sebenarnya berniat membalas sms Jongin lagi. Tapi kakainya sudah berada tepat di depan pintu perpustakaan Nasional yang berada di tengah Kota Seoul. Dan akhirnya, ia pun memasukkan ponselnya ke dalam sakunya dans egera masuk.

Padahal ia hanya bercanda soal penolakan kencannya dengan Jongin. Tapi yang menyebalkan, kenapa kakaknya yang Suzy tidak tahu itu malah datang disaat tidak tepat.

 

***

 

Myungsoo menoleh ke arah jendela kamarnya yang dibuka. Cuaca cukup cerah, keluarganya tengah berkumpul di rumah dan…menurutnya itu cukup aneh. Padahal, Myungsoo tidak pernah merasa dirinya begitu spesial di rumahnya sendiri, tapi hari itu Myungsoo justru merasa dispesialkan karea keluarganya yang berkumpul dengan lengkap di rumahnya.

Dan pandangan Myungsoo beralih pada pintu kamarnya yang tiba-tiba terbuka, menampakkan sosok Jongin yang tengahmerenggut. Ugh! Berapa usianya? Dia seperti hanya bertambah besar dan bertambah umur saja.

“Hyung, kau mau jalan-jalan tidak? Aku bosan.” Rengeknya sambil menampakka wajah paling meyedihkan milik Kim Jongin. Entah kenapa anak laki-laki itu tidak pernah berubah meskipun usianya sudah berubah. Bahkan, tadi lelaki itu mengeluh karena harus batal kencan –oh, Kim Jongin sudah punya pacar. Dan ia penasaran gadis mana yang begitu tahan menghadapi sosok Kim Jongin?

Dan setelah berpura-pura menimbag-nimbang, Myungsoo pun mengangguk setuju. Membuat senyum cerah terpampang jelas di wajah Jongin. Ia benar-benar tergelak. Sepupunya pernah bilang Jongin adalah seorang pemuda yang membuat para gadis bertekuk lutut –tapi benarkah? Kim Jongin yang seperti ini? Kim Jongin adiknya ini? Benar-benar ajaib.

 

***

 

Myungsoo cukup terperangah melihat perubahan Seoul yang cukup pesat. Ia sudah bertahun-tahun meninggalkan kampung halamannya ini tanpa sedikitpun berpikir untuk berkunjung kemari. Dan ia tidak tahu, negri yang awalnya tidak begitu diperhitungkan, tiba-tiba menjadi begitu tenar ditelinga dunia.

Dan satu yang ia sayangkan. Ia tidak di negrinya saat negrinya mendapat sanjungan dari oranglain. Menyedihkan, ya?

“Hyung. Kau mau pesan sesuatu lagi? Kau hanya mau pesan kopi?” dan tiba-tiba suara Jongin meleburkan lamunanya. Sambil mengerjapkan matanya, ia menoleh ke arah menu yang dibawa pelayan.

Kemudian, ia pun mengangguk pelan.

“Lagipula aku hanya ingin jalan-jalan,” katanya kemudian.

Dan Jongin pun mendengus. Menyuruh pelayan itu pergi dan menyisakan mereka berdua di meja itu.

“Tadi kau bilang kau mau berkencan, kenapa harus dibatalkan segala?” tanya Myungsoo membuka obrolan.

Dan dengan sedikit mendramatisir, Jongin pun mendesah pelan, “Aku kan sayang padamu, Hyung. Demi dirimu, aku membiarkan pacarku berselingkuh.” Sahut Jongin sambil mengaduk-aduk minumannya.

“Menjijikkan. Tapi apa tadi? Selingkuh?”

Jogin pun mengangguk semangat, “Dia akan selingkuhd engan buku-buku sialannya. Ugh –ada saja yang selalu merebut perhatiannya dariku.”

Dan Myungsoo pun tertawa mendengar perkataan Jongin. Jadi pacar Jongin adalah seorang kutu buku? Manis sekali. Begitu terbalik dengan Jonginyang hanya tahu tentang manga.

Dan tiba-tiba saja, pandangan Myungsoo terhenti pada sepasang mata yang tengah melihatnya –atau mengawasinya mungkin? Ia sempat berjengit bingung. Apakah ia tengah diperhatikan pria yangduduk tak jauh drai mejanya itu?

Tapi kemudian, pria yang diperkirakan seusia ayahnya itu membuang pandangannya. Tidak. Bahkan lelaki itu pergi dari tempatnya.

Myungsoo tidak merasa ada yanga neh dan harusnya tidaka da yanga neh, kan? Tapi entah kenapa Myungsoo justru merasakan sesuatu yang aneh dari lelaki itu.

 

***

 

Suzy menerucutkan bibirya kesa ke arah Kris. Ia benar-benar tidak habis pikir, kapan Kris akan benar-benar melepaskannya? Bahkan usia Suzy sudah melewatia ngka 20. Dan Kris tetap saja sering mengaturnya tentang ini itu, mendiktenya soal banyak hal. Dan sejujurnya, itu cukup mengganggu Suzy.

Seperti hari itu, Suzy yang baru setengah jam berada di perpustakaan nasional tiba-tiba mendapat telpon dari Kris. Dan kakak tercintanya itu memaksanya pulang jam itu juga. Oh, adakah yang lebih menyebalkan daripada sosok Kris?

“Aku ingin kau mengolah bahan-bahan ini.”

Suzy yang tengah merutuki Kris dalam hatinya mengerjapkan matanya saat Kris tiba-tiba berhenti dariaktivitasnya mencari sesuatu di rak bukunya. Ia tidak tahu pasti. Dan matanya kini beralih pada kertas yang dicari Kris.

Untuk seperkian detik, Suy tidak mengerti apa yang dimaksud Kris. Ia kenal zat-zat kimia yang tertulis disana hingga ia sadar akan sesuatu.

“K…Kris. apa maksudmu? Ini kan…”

Kris mengangguk pelan. Ia sebenarnya tidak yakin menjatuhkan tugas yang diberikan ayah mereka ini. Tapi adakah yang bisa mengelak dari perintah John Hilton? Tidak. Bahkan meskipun Kris berlutut menolaknya, John tetap akan pada jalannya.

Intinya ia tidak ada pilihan.

Suzy yang mulai paham kemana arah tujuan Kris langsung menaruh kertasnya di atas meja dan menggeleng cepat. Tidak. Ia tidak akan dan tidak mau melakukan itu. Gila. Yang benar saja, mana mungkin kakaknya meminta Suzy untuk membuat sejenis narkoba.

Bahan-bahan itu sangat familiar. Bahkan meskipun belum resmi menjadi apoteker, Suzy tidak akan kesulitan –tapi ini melanggar hukum. Ia tahu penggabungan zat-zat itu akan berdampak…ah! kris benar-benar gila.

“Ini permintaan ayah. Kita tidak bisa mengelaknya, Zy. Maka dari itu…”

“Sebenarnya kalian menyembunyikan apa dariku? Selama inikalian menyuruhku ini itu, mendikteku ini itu, tapi kalian tidak pernah memberitahuku apa-apa. Dan sekarang kau memintaku membuat ini? Ini melanggar hukum Kris!!! Aku bahkan belum resmi menjadi apoteker…”

“Kau kira ini keinginanku?” potong Kris cepat. Dan Suzy merasa bergidik mendengar nada datar yang keluar dari mulut Kris. Ia pernah mendengar nada itu. Dan ia ingat saat itu Kris tengah marah padanya.

Suzy pun terdiam, menunggu kelanjutan uacapan Kris.

“Itu permintaan ayah. Tidakkah kau mengert? Dia ayah kita. Dia yang menyelamatkan dan membesarkan kita…”

“Aku masih tidak mengerti,” Suzy menggeleng cepat. Menolak semua ucapan Kris. Memang benar ayah mereka yang telah berjuang untuk membesarkan mereka, menghidupi mereka dan melindungi mereka. Membuat Suzy merasakan bagaimana hangatnya sebuah keluarga. Tapi apakah perlud engan cara seperti ini?

Kris menghela napas panjangnya.

Ia pun menarik kertas yangd iletakkan Suzy dan membacanya perlahan.

“Ayah akan melakukan bisnis ini. Untuk pancingan. Ayah…ayah ingin membalas dendam pada seseorang yang teah membuat kita begini.”

Mata Suzy langsung membulat.

“Ki…kita?”

Kris terkekeh hambar. Ia sangat sangat malas harus membahas ini semua. Tapi tidak ada cara lain selain mengatakan yang sebenarnya, kan? Meskipun informasi yang dimiliki Kris terlampau sedikit, tapi setidaknya ia tahu tujuan ayahnya. Ayah mereka. Ayah Suzy dan Kris.

“Orangtua kita masih hidup, dan mereka adalah teman dari ayah –aku tidak mengerti detailnya. Yang pasti, ayah sebenarnya berhasil memberontak dari atasannya dulu. Dan pria itu telah lama mati. Hanya saja, ia ingin menarik kembali hak-nya.”

“Hak? Hak apa?”

Kris kembali menggeleng. Ia benar-benar tidak mengerti apa yang ayahnya bicarakan. Namun yang ia tangkap, orangtua Kris dan Suzy masih hidup. Hanya saja, ada alasan kuat mengapa ia akhirna terdampar di panti asuhan –bernasib sama dengan Suzy. Dan dengan memanfaatkan keadaan, ia ingin membalas dendam dan menarik kembali semua haknya yang Kris sendiri tidak tahu apa.

Karena yang Kris inginkanhanya satu, bertemu dengan orangtuanya.

“Kelak kau akan mengerti, Zy. Maka dari itu, kita ikuti semua rencana ayah. Aku yakin, ayah tidak bermaksud untuk menjebak kita. Pasti ada alasan. Bisakah kau melakukan ini, demi ayah dan kita berdua?”

 

***

 

“Kau terlihat murung. Apa kau baik-baik saja?” tanya Jongin khawatir saat Suzy tampak tak bersemangat. Tatapan gadis itu selalu kosong. Dan Jongin benar-benar khawatir akan hal itu. Ia takut terjadi sesuatu pada Suzy.

Dan Suzy kembali menggeleng setelah mendnegar pertanyaan itu sebanyak belasan kali. Sebenarnya ia sangat ingin menceritakan semuanya –tapi tidak mungkin. Ini menyangkut keluarga ‘Hilton’. Keuarga Suzy yan telah hidup bertahun-tahun bersama Suzy.

“Jongin-a, aku….aku mminta maaf.” Dan Suzy benar-benar merasa tolol saat airmatanya turun begitu saja. Ia benar-benar ingin menahannya. Tapi tidak. Ia tidak bisa melakukannya. Ia tetap manusia biasa dan…ia mencintai Jongin. Tidak. Tapi ia sangat mencintai Kim Jongin.

“Hei hei. Apa yang terjadi? Ceritakan padaku, hmm?”

Dan Jongin pun menarik Suzy ke dalam pelukannya. Entah mengapa perasaannya berkata Suzy akan mengatakan sesuatu yang buruk. Tidak. Ini bukan hanya soal Suzy, tapi ini juga mengenai Kim Jongin. Mungkin…ini tentang hubungan mereka?

“Kurasa…kurasa kita harus berakhir sampai disini,”

Tubuh Jongin langsung melemas. Buruk. Ini adalah hal terburuk yang tak pernah terbayangkan oleh Jongin. Hubungan mereka baik-baik saja. Tidak, bahkan sangat baik-baik saja. Dan…mereka akan berakhir begitu saja?

Sambil berusaha tegar, Jongn pun tetap memaksa mengeluarkan suaranya. Pasti ini masalah serius. Suzy tidak akan mengambil keputusan sembarangan. Apalagi mengakhiri hubungan mereka…

Dan untuk menguatkan dirinya, Jongin pun mempererat pelukannya.

“Apakah Kris melarang hubungan kita lagi?” tebak Jongin dengan nada halus. Entah mengapa nama Kris terlintas begitu saja dikepalanya. Karena sejak awal, yang menjadi kendala utama hubunga mereka adalah Kris.

Suzy menggeleng pelan. Kemudian degan susah payah, ia kembali angkat suara.

“Ayah…ayah yang memintanya. Aku…aku tidak bisa menentangnya Jongin-a. Meskipun aku mau aku tidak akan bisa…aku…”

Jongin pun menghela napas panjang. Ayah Suzy? Ia tidak pernah melihat pria itu secara langsung. Ia juga tidak pernah menceritakan Tuan Hilton itu –tapi hari ini, dimana pertama kalinya Suzy menyebut ayahnya, Jongin harus menelan kenyataan pahit.

Bisakah ia menentang keinginan ayah Suzy? Yang bahkan Jongin sendiri tidak pernah mencoba membantah permintaah ayahnya sendiri.

Dan dada Jongin semakin kebas saat otaknya terjatuh pada satu keputusan bahwa…

Hubungannya dengan Suzy harus berakhir sampai disini.

 

***

 

-1 year later-

 

Suzy kembali melirik arloji putih yang bertengger di lengan tangan kanannya. Dan sekali lagi, Suzy mendengus pelan. Entah berapa lama lagi Suzy harus menunggu laki-laki beberapa bulan lalu dikenalkan padanya. Ia sudah menunggu hampir 1 jam dan lelaki itu sepertinya belum berencana untuk menunjukkan batang hidungnya juga. Dasar jam karet!

Dan hari ini merupakan ke 100 kalinya Suzy menemui pemuda itu. Sebenarnya Suzy tidak berniat menghitung tiap pertemuan mereka. Hanya saja, Suzy merasa cukup tertarik saat melihat pemuda itu pertama kali.

Jatuh cinta? Tidak. Tidak. Karena diam-diam ia masih menyimpan perasaan pada…Kim Jongin. Suzy pun tersenyum kecut. Ia tidak tahu berapa banyak liter airmata yang ia keluarkan demi lelaki itu. Lelaki yang tidak akan pernah bisa terengkuh oleh tangannya.

Suzy pun menggeleng cepat. Ia harus mengingat nasihat Kris. Ia tetap akan memilih Kris dan ayahnya ketimbang Kim Jongin. Laki-laki itu hanya bersinggah sebentar. Bukan untuk seterusnya. Dan laki-laki yang akan ditemuinya hari ini mungkin adalah pelabuhan sebenarnya. Ya. Mungkin saja…

“Hai. Menunggu lama?”

Suzy terkesiap saat lelaki itu muncul tiba-tiba. Suzy pun menggeleng cepat dan menarik kedua sudut bibirnya ke raah pemuda itu. Meskipun dalam hati ia berteriak gusar, ia sudah menunggu lama! Dan satu jam sangat keterlaluan.

Tapi Suzy tidak mungkin tega melakukan itu. Oh, hanya pada Kim Myungsoo ia melakukannya. Entah karena ia terlalu menghargai lelakiitu atau justru karena Suzy masih cukup canggung saat berhadap dengan laki-laki itu. Yang pasti, kebohongan yang dilontarkannya tidak terencana sama sekali. Sungguh.

Kemudian, Myungsoo pun duduk di kursi yang berhadapan dengan kursi Suzy.

“Tadi aku harus mengantar adikku ke bengkel. Ugh, dia cerewet sekali. Banyak sekali merengeknya, seperti anak kecil saja.”

Suzy terkekeh pelan mendengar gerutuan Myungsoo. Entah mengapa tingkah adik Myungsoo itu mengingatkannya pada Jongin –tidak lazim. Tapi Jongin juga pernah begitu padanya. Hanya saja, saat itu ia merengek mina diantar ke toko buku untuk mencari bahan tugas kuliahnya. Ugh, ia merindukannya. Bahkan, Suzy kini sudah berhenti kuliah dan pindah ke Universitas Inha dengan jurusan yang berbeda. Karena ayahnya, tentu saja.

“Pasti menyenangkan sekali punya adiks eperti itu,”

Myungsoo langsung mengibaskan tangannya cepat, “Lebih tepatnya menjengkelkan. Tapi aku tetap menyayangi bocah itu.”

Suzy pun tersenyum dan mengangguk. Myungsoo sering sekali menceritakan adik laki-lakinya yang bahkan Suzy sendiri tidak tahu namanya. Dan saat pertemuan keluarga saja, adik Myungsoo malah sakit dan membuat Suzy tidak bisa melihatnya.

“Kau mau pesan sesuatu lagi?” tanya Myungsoo saat melihat Suzy sudah memegang jus jeruk di atas meja.

Suzy pun menggeleng pelan, “Kau saja.”

Myungsoo pun tersenyum tipis, “Kurasa kau baru saja berbohong. Kau sudah menungguku lama, kan?”

 

***

 

Kris menyodorkan sampel yang dibawanya di dalam koper. Meskipun sebenarnya ia sangat tegang, tapi ayahnya mengingatkan Kris agar tetap tenang saat berhadapan dengan pria yang lebih tua 5 tahun darinya itu. Kim Jaejoong.

Jaejoong pun menarik koper itu dan mengambil sebungkus plastik sampel yang dibawa oleh Kris, menyentuh bubuk itu dan menciumnya. Lelaki itu telah mempelajarinya dengan baik. Dan tentu saja ia tidak ingin tertipu, ia harus menelitinya baik-baik. Kualitas menentukan harga.

“Berapa harga yang kau tawarkan?” tanya Jaejoong kemudian. Lelaki itu pun menaruh kembali bungkus plastik itu dan melipattangannya di atas meja. Ia cukup kagum dengan sikap tenang yang ditunjukkan oleh Kris Hilton.

Kris pun mulai menuliskannya di atas kertas, kemudian menggeser kertas itu ke arah Jaejoong. Mengikuti rumus ekonomi, penjual pasti akan menawarkan harga setinggi mungkin. Dan Jaejoong sebagai pembeli sedikit tidak setuju. Harganya terlalu tinggi –menurutnya. Meskipun kualitasnya cukup bagus, tapi ia tak yakin bahan-bahan yang digunakan bahan terbaik.

Ia pun tertawa pelan, sedikit meremehkan harga yangditawaran oleh Kris.

“Kau bercanda? Aku bahkan tidak yakin bahan-bahan itu adalah bahan dengan harga tinggi,” ucap Jaejoong dengan maksud menawar agar harga turun.

Kris menarik kedua sudut bibirnya tipis.

“Ini hanya trik, bagaimana kami mengeluarkan modal sangat kecil namun kami dapat mendapat keuntungan yang tinggi.”

Jaejoong pun tertawa pelan.

“Kau sangat cerdas. Baiklah, apakah tidak bisa diturunkan sedikit lagi?”

Kris pun mengangguk, “Turun 20%. Bagaimana?”

Jaejoong pun tertawa pelan, “Baiklah. Turun 20%. Untung saja kualitasnya cukup baik,” Jaejoong sebenarnya ingin kembali menurunkan harga. Tapi entahlah, instingnya berkata turun 20% pun sudah lebih dari cukup meskipun mungkin saja Kris akan menurunkan harga lagi. Tapi ia tidak mau terlalu ambil pusing, toh yang membayar semua ini adalah uang ayahnya. Ia hanya ditugaskan untuk mewakilinya saja.

“Terimakasih. Kuharap kerja sama kita akan berjalan baik,”

Jaejoong mengangguk dan menerima uluran jabatan tangan Kris. Kemudian, ia pun menjentikkan jarinya dan muncul lah seorang wanita dengan pakaian sangat minim dari balik pintu.

“Ucapan terimakasihku. Untukmu.” kata Jaejoong pada Kris yang masih menampakkan wajah datarnya. Ugh, ia benar-benar gemas dengan tingkah Kris yang satu ini. Ia sama sekali tidak bisa membaca pikirannya.

Kris pun mengangguk pelan. Kemudian ia bangkit dan membungkukkan badan sebelum ia pergi dengan gadis yang diberikan oleh Jaejoong.

Dan sebelum gadis itu tahu, Kris sempat mengirim pesan singkat pada ayahnya.

“Transaksi berhasil.”

 

***

 

Dan di dalam mobil, Kris tengah menikmati ciuman panasnya dengan wanita yang tadi –Kim Tae Yoon. Gadis itu sebenarnya cukup liar, beberapa kali tangan nakalnya mencoba menyentuh Kris. Tapi Kris tidak ingin terlalu terbuai. Ia tidak ingin hal itu berlanjut terlalu jauh.

Dan semua aktivitas itu terhenti saat ponsel Kris berdering nyaring. Dan Kris pun dengan senang hati langsung menarik tubuhnya menjauh dari gadis itu, kemudian ia langsung mengambil ponselnya yang terletak di atas dasbor dan mengangkat telponnya. Tidak sadar gadis di depannya tengah merenggut sebal.

Dan ternyata, si penelpon adalah Suzy. Adiknya.

“Hallo, Zy?”

“Kris! Kau kemana saja! Ini sudah malam, bodoh! Aku lapar dan di rumah tidak ada makanan. Kukira kau akan pergi sebentar. Apakah kau sedag sibuk? Bisa pulang sekarang? Aku lapar…” mendengar itu, Kris langsung menoleh ke arah gadis disampingnya. Ia tengah membenarkan penampilannya yang berantakkan.

“Aku baru saja melakukan transaksi. Baiklah aku pulang sekarang. Dan ngomong-ngomong, bagaimana dengan tunanganmu?”

“Lagi? Astaga Kris. Semakin sering kau menjualnya semakin banyak yang harus kubuat!” Kris mendesis pelan mendengar ucapan Suzy, “Dan soal Myungsoo, besok dia mengajakku untuk bertemu keluarganya. Makan malam bersama. Dia juga menyuruhku untuk membawamu juga. Kurasa akan ada pembicaraan serius.”

Sebenarnya, masih banyak lagi pertanyaan yang ingin Kris tanyakan. Tapi karena keberadaan gadis disampingnya ini membuatnya tidak begitu nyaman, hingga akhirnya Kris memutus telponnya meminta maaf pada Tae Yoon karena ia harus segera pulang.

Tae Yoon sebenarnya merasa kecewa. Namun, ia tetap keluar dari mobil Kris. Membiarkan mobil Kris melaju pergi meninggalkannya sendiri…

Persis seperti belasan tahun lalu, saat Kris meninggalkannya juga.

Dan yang lebih menyakitinya, Kris telah melupakannya. Tidak. Bukan Kris. Tapi Wu Yi Fan telah melupakannya.

 

***

 

Suzy tidak kembali mematut dirinya di depan cermin. Dan setelah dirasa cukup, ia pun langsung menyambar tas nya dan berjalan cepat menuju ke halaman rumahnya. Myungsoo sudah menunggunya di bawah. Dan meskipun nanti malam mereka akan bertemu lagi, Myungsoo tetap saja memaksa Suzy untuk berkencan dengannya karena waktu lengang yang dimilikinya. Oh ya. Dia adalah pria super sibuk.

“Zy, hati-hati di jalan!” Suzy sempat menoleh ke arah Kris yang sedang meminum susunya. Ugh! Sudah setinggi tiang listri begitu masih saja meminum susu. Tapi Suzy sama sekali tidak mengeluarkan isi pikirannya, ia hanya mengangguk dan segera menemui Myungsoo.

Dan sesampainya di luar, hal pertama yang dilihatnya adalah Myungsoo yang sedang bersandar pada mobil sport-nya. Tampan. Ia akui Myungsoo sangat tampan hari itu.

“Maaf. Aku bangun kesiangan. Kau pasti membuatku menunggu lama.” Ucap Suzy menyesal. Ia tulus mengatakannya, karena ia sangat tahu menunggu bukan hal yang menyenangkan.

Dan Myungsoo hanya menggelengkan kepalanya.

“Tidak kok. Tidak apa-apa. Kajja! Aku tidak sabar untuk datang ke sana.”

Suzy pun menganguk semangat. Bukan hanya Myungsoo, tapi Suzy juga sangat tidak sabar untuk datang ketempat kencan mereka.

 

***

 

Myungsoo tersenyum cerah saat angin menerpa wajahnya ketika ia sampai di lantai teratas Namsan Tower. Siapa yang tidak tahu soal gembok cinta di pagar cinta ini? Meskipun Myungsoo tahu tempat ini, tapi bisa dikataan ini kali pertama baginya datang ke tempat ini.

Berkebalikan dengan Myungsoo, Suzy justru tidak menyangka ia akan merasa terpuruk. Meskipun semuanya sudah berlalu hampir setahun lalu, tapi tetap saja bayangan dirinya dan Jongin disini tidak bisa hilang. Ia tetap merindukan sosok itu.

“Zy, kau tidak akan memasang gembok?” tanya Myungsoo sambil menggoyang-goyangkan sebuah gembok berbentuk hati.

Dan Suzy langsung tertawa kecil melihatnya. Astaga, apa-apaan itu? Kenapa Myungsoo memilih gembok yang bentuknya seperti itu? Mereka bukan lagi remaja belasan tahun.

Myungsoo sedikit merengut ketika Suzy justru mentertawakannya. Apakah ada yang lucu?

“Hei, aku tersinggung kau mentertawakanku seperi itu.” Gerutu Myungsoo dengan nada manja dibuat-buat. Dan tentu saja Myungsoo gagal. Ia bukan tipe orang seperti itu.

Dan Suzy semakin tertawa parah. Namun Myungsoo yanga walnya benar-benar merasa tersinggung, justru perasaannya berbalik senang saat tahu Suzy bisa tertawa lepas seperti itu dihadapannya.

Sejak pertemuan pertamanya, Suzy selalu terlihat kaku berada di dekat Myungsoo. Meskipun Suzy sama sekali tidak terlihat keberatan akan perjodohan yang dibuat ayah Myungsoo dan kakaknya Suzy, tapi gadis itu selalu terlihat memiliki beban. Entah apa. Karena Myungsoo juga tidak ingin menanyakannya terlalu jauh.

Dan hari ini, akhirnya Myungsoo bisa melihat sosok Suzy yang lain. Bukan Suzy yang sibuk bergelut dengan tugas kuliahnya, bukan Suzy si kutu buku, tapi Suzy yang bisa tertawa lepas di depannya.

Dan setelah tawa Suzy mereda, ia pun segera mengibaskan tangannya.

“Oke, maafkan aku. Kau benar-benar lucu, tau.” Ucapnya kemudian.

“Baiklah, kalau begitu kau mau tulis apa disana?” Suzy pun mulai menuntun Myungsoo untuk berdiri di sisi pagar sambil memegang sebuah spidol.

“Aku tidak pernah melakukan ini sebelumnya. Apa kau ada ide?”

“Bagaimana jika…M love S ?”

Myungsoo pun sedikit menimbang-nimbang. Dan akhirnya dia setuju. Menurutnya itu tidak terlalu buruk mengingat ini adalah pertama kalinya. Meskipun agak aneh, tapi tidak ada salahnya, kan?

Dan Suzy pun langsung menulis ‘M<3S’ di gembok itu. Dan setelah selesai, ia buru-buru memasang gembok itu di posisi yang menurutnya cocok. Sedangkan Myungsoo hanya memperhatikan Suzy dari samping, mengikuti semua keinginan gadis itu.

“Selesai! Sekarang lempar kuncinya!” ucap Suzy semangat sambil menyodorkan kuncinya ke tangan Myungsoo.

Dan Myungsoo yang masih menarik kedua sudut bibirnya itu menerima kunci itu. Dan sekali lagi ia menatap Suzy, “Lempar kemana saja?”

Suzy mengangguk semangat, “Katanya. Semakin jauh kau melemparnya, maka akan makin sulit kau menemukan kuncinya. Sehingga gemboknya tidak bisa dibuka.”

Myungsoo mendengus oelan, “Dan kau percaya?”

Gadis itu terkekeh pelan, “Lagipula ini hanya untuk bersenang-senang. Kenapa tidak?”

Myungsoo pun mengangguk setuju. Ini hanya untuk bersenang-senang…meskipun ia harap mitos itu menjadi nyata bagi hubungan Suzy dan Myungsoo. Dan Myungsoo pun melempar kunci itu jauh, entah jatuh dimana. Tapi ia yakin lemparannya cukup jitu.

“Nice! Sekarang kita cari makan!” Suzy segera berbalik. Ia berubah menjadi tidak sabaran jika hal yang akan ia lakukan berkenaan dengan makanan. Perut adalah nomor satu –dan itu sangat konyol, kan?

Tapi sebelum Suzy melangkah jauh, Myungsoo tiba-tiba menarik lengan Suzy dan membuat gadisitu berbalik sekaligus. Dan yang membuat Suzy tidak berkedip, saat dengan lancangnya Myungsoo menempelkan bibirnya di bbir Suzy. Suzy sama sekali tidak menolak, tidak juga membalasnya. Ia terlalu terkejut dengan perlakuan Myungsoo yang tiba-tiba.

Dan setelah itu,Myungsoo langsung menjauhkan wajahnya dan berbisik pelan di telinga Suzy, “Aku mencintaimu. Dulu, sekarang, dan di masa depan.”

Suzy justru meneteskan airmatanya saat mendengar ucapan Myungsoo. Brengsek! Kenapa memori itu muncul disaat momen antara dirinya dan Myungsoo? Dan meskipun ia mencoba menghilangkan perasaan itu, Suzy semakin sadar bahwa…ia merindukan Jongin.

Dan ucapan Myungsoo barusan, merupakan ucapan Jongin dulu…

“Suzy! Kau tahu sesuatu? Meskipun kau cemburu karena gadis-gadis banyak yang mengejarku, tapi aku tetap mencintaimu. Dulu, sekarang, dan selamanya!”

Dan saat Myungsoo menarik Suzy ke pelukannya, tanpa sengaja Suzy menatap gembok yang terpasang di salah satu ribuan gembok lagi. Gembok itu tidak mencolok, tapi ia kenal tulisan tangan itu.

“KJI Love SH. FOREVER”

 

=TBC=

16082014 2314

 

19 respons untuk ‘Dark Love (2)

  1. hadeh keluarga hilton , maksud q ayah suzy n kris lg ngerencanain apa sih kok pake bwa” narkoba segala . apa mau balas dendam sama keluarganya myungsoo y dg manfaatin suzy yg gak tau apa” .
    myung suka bgt sama suzy tp suzy masih mikirin jongin . gmna lah ya kalo mereka ketemu lg . balikan kah ? terus myung gimna dong . hmm rumit …

    lanjuttt ….

    Suka

  2. Jadi skarang Suzy yg d jodhn dngan Myung? Gmn dngan Jongin, apa yg akan geu namja lakukan kalo tau hyeongny sndrilah yg membuat yeoja tercintany puts darinya?
    Astaga! Kris menjual narkoba atas suruhan Appanya? Dan Suzy yg mracikny? Oh emji! Ada apa ini sbnrnya? Dan ortu KrisZy masih hdup? Wah… Bnr2 mngejutkan! Seru bangt Thor! Partny panjang, aku suka! Dan ini bnr2 complicated y?
    Next part d tunggu trus, Thor!
    Keep hwaiting! ^^

    Suka

  3. Sedih bacanya, di satu sisi seneng karena Suzy sama Myungsoo, tapi di sisi lain kasian karena Suzy harus pisah sama Jongin. Apalagi mereka kakak-adik, menyedihkan 😥
    Lanjutannya sangat ditunggu, panasaran! Author fighting 🙂

    Disukai oleh 1 orang

  4. Myung mencintai Suzy,dan bagaimana jika Suzy ketemu dengan Kim Jong In,aneh nya kenapa kris sama ayahnya,setuju kalau Suzy sama myungsoo,apa rencana appa nya Suzy sebenarnya,balas dendam menghancurkan keluarga Kim,penasaran…di tunggu,next thor,hwaiting………

    Disukai oleh 1 orang

  5. aigoo kenapa konfliknya jadi rada berat gini,lalu apa yang akan terjadi antara jongin dan myung?jongin pasti marah kalau tau myungzy dijodohin.,ohya jadi yeoja yang ciuman sama kris merupakan yeoja masalalunya?!hemm makin penasaran.. xD ohya btw ini author yang nulis epep ‘to you’ diblog kingdom of suzy’s fanfiction kan?next partnya ditunggu 😉

    Disukai oleh 1 orang

  6. Ping-balik: Xue Han’s Library | Xue Han's Pen World

  7. KJI ‘-‘ kim jong in??
    SH ‘-‘ nugu
    aduh sakit banget itu
    hikssss sedih se sedihnyaaa
    penasaran siapa itu SH kelanjutannya ditunggu ya thor jebaljebal.ne? ne??

    Suka

Tinggalkan Balasan ke LA couple (tuan_bae) Batalkan balasan