To You (1)

Title     : To You

Genre  : Romance, Married Life, Angst

Main Cast: Suzy Bae, Kim Myungsoo, Kim Soohyun

Other Cast : Kim Jong In, Park Ji Yeon, Shin Dongho, Nara, Sonh Naeun

Length : Chaptered

Rating : PG-16

Auhtor : Chang Nidhyun (@nidariahs)

***

 

Pagi itu, masih sama seperti pagi yang lainnya. Suzy akan mengawalinya dengan buru-buru, dan heboh mencari barang ini itu yang harus ia bawa hari itu. Padahal, sudah setahun ini ia bebas dari status mahasiswi-nya dan sudah mulai bekerja di salah satu sekolah musik sebagai pengajar.

Well, meskipun ia merupakan mahasiswi lulusan Teknik Komputer, tapi Suzy sama sekali tidak terlihat tertarik untuk bekerja pada bidang yang sesuai dengan embel-embel di belakang namanya, apalagi jika bukan gelar sarjananya itu?

Dan meskipun orangtuanya sempat menyayangkan keputusan Suzy ini –karena menurut orangtuanya Suzy bisa bekerja di perusahaan ayah tirinya, tapi Suzy tidak terlalu mau ambil pusing soal itu. Toh, urusan perusahaan ada Shin Dongho yang bisa menggantikannya.

Dan soal ayah tiri, Suzy memang tinggal dengan ibu kandungnya dan ayah tirinya, ditambah satu kakak tiri yang seumuran dengannya. Shin Dongho. Dan ayah kandungnya merupakan Jenderal yang juga sudah berkeluarga.

Suzy tidak begitu dekat dengan keluarga tirinya dari pihak ayah kandungnya, karena sejak perceraian orangtuanya 10 tahun lalu, Suzy lebih sering menghabiskan waktunya bersama ibunya. Yang ia ingat, dulu ia memiliki kakak tiri bernama Kim Soo Hyun. Tapi dulu adalah dulu, Suzy tidak ingin begitu mengingat-ingat tentang Soohyun.

“Ah~ sial! Dimana CD-nya!” omel Suzy pada diri sendiri dengan tangan yang masih sibuk mengacak-ngacak lacinya. Rencananya, ia akan memperkenalkan salah satu jenis musik Jazz Klasik pada murid-muridnya. Tapi sialnya, ia lupa menaruh CD tersebut. seingatnya, sepulang dari pub ia langsung…

“Sujiaya~ kau didalam? Ibu ingin bicara denganmu,”

Suzy tidak begitu mempedulikan panggilan ibunya dan lebih fokus karena senang dapat menemukan CD yang dicarinya. Setelah itu, Suzy cepat-cepat memasukan CD tersebut ke dalam tas-nya, lalu ia menyambarnya dengan cepat dan berjalan ke arah pintu kamarnya.

Dan yah…ia lupa, ibunya sedang memanggilnya tadi.

“Maaf eomma, hari ini aku…”

“Aku ingin bicara denganmu.”

Suzy mengatupkan mulutnya cepat, lalu ia mendengus malas karena mendapat gertakan seperti barusan. Apalagi yang akan dibicarakan ibunya? Dan…ayolah, ia tidak ingin memulai harinya dengan ceramahan selaind ari ceramahan bos-nya.

“Eomma, aku benar-benar terlambat sekarang. Bisakah kita bicara nanti saja?” tawar Suzy dengan serius. Ia tidak sedang dalam mood untuk bertengkar dengan ibunya sekarang. Ia benar-benar harus pergi ke tempat bekerjanya.

Ny.Han yang sudah memunggungi Suzy, mendadak kembali berbalik ke arah Suzy dengan tatapan tajamnya. Ia benar-benar sudah merasa jengkel sekarang. Entah bagaimana lagi caranya untuk mengatur putri tunggalnya ini.

“Kalau begitu, jelaskan apa ini…” tanya Ny.han dengan suara tertahan. Terlihat begitu jelas wanita berkepala empat itu tengah menahan emosinya.

Suzy tidak terkejut sama sekali. Ia justru kembali mendengus setelah melihat foto yang sednag ditunjukkan Ny.Han padanya. Ia tahu itu foto dirinya dan Jong In di pub semalam. Dan tentunya, bukan soal lokasi foto itu yang menjadi masalah, tapi karena di foto itu Suzy tengah bercumbu dengan Jong In.

“Eomma membuntutiku lagi?” tanya Suzy agak jengkel.

Masih dengan emosi tertahan, Ny.Han mencoba untuk bicara baik-baik pada putrinya ini.

“Sujiya~, aku sudah bilang putuskan Jong In. Lihat, dia benar-benar merubahmu yang hampir mirip seorang wanita liar. Selain itu kau benar-benar menjadi wanita pemboros, lihat pengeluaranmu dalam seminggu! Belum lagi kau yang sulit diatur…”

Suzy menunduk, lalu ia kembali mendongakkan kepalanya menatap snag ibu. Sebenarnya ia tidak tega hati membuat ibunya sedih. Sungguh, bahkan ia berani bersumpah untuk itu. Tapi Suzy memiliki alasan kenapa ia berubah dan menjauh dari keluarganya sendiri dan mencari dunianya yang baru…

“Dia bukan kekasihku. Dan eomma jangan khawatir, dia tidak pernah meniduriku. Kami hanya bermain-main di pub, dan…”

PLAKK

Tamparan telak itu langsung membungkam mulut suzy seketika. Sakit. Tentu saja. Tapi hatinya hampir tak merasakan apapun…entah karena hatinya terlalu sakit, atau ia sudah tidak mau peduli lagi…

“Jaga bicaramu Bae Sooji.”

Suzy mengangguk, dan menyeringai kecil tanpa menatap ibunya.

“Aku pergi.”

 

***

 

Kim Myungsoo segera bangkit dari kursinya dan membungkukkan badannya pada pria dihadapannya. Tn.Bae, seorang pria yang telah menyelamatkan hidupnya dan dengan berbaik hati mau menghidupinya sampai ia bisa stetap hidup hari ini.

“Terimakasih untuk semuanya, Myungsoo-ya. aku percayakan semuanya padamu,” ucap pria tua itu sambil menepuk bahu Myungsoo. Ya. walaupun sudah hampir berkepala 5, tapi pria itu memiliki tubuh tegap dengan wajah tegas. Tidak menghapus sedikitpun jejak statusnya sebagai seorang Jenderal.

Myungsoo tetap membungkukkan badannya meskipun ia mengangguk. Kemudian lelaki itu pergi meninggalkan Myungsoo dalam bisunya.

Dengan lemas, ia kembali terduduk di kursinya dan menatap minuman yang dipesannya tadi tanpa selera sedikitpun. Dan semua ucapan Tn.Bae masih berputar-putar di kepalanya. Ia tidak yakin dengan semua itu, ia tidak yakin ia bisa menyanggupi semua permintaan Tn.Bae. ia tidak bodoh dengan fakta, bahwa ia barus aja mempertaruhkan hidupnya.

Tapi Tn.Bae juga sudah melakukan hal yang lebih besar dalam hidupnya. Dan bagaimana Myungsoo bisa menolaknya? Sangat tidak tahu diri sekali…

Dengan gugup, Myungsoo mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja sejak tadi. Mungkin akan ada banyak yang tersakiti setelah ini. Tapi ini keputusannya. Balas budi. Itu sudah menjadi komitmen hidupnya. Meskipun ia harus merelakan semuanya…

“Yeoboseyo oppa?”

Myungsoo menelan ludahnya setelah mendengar sahutan dari seseorang yang di telponnya di sebrang sana.

“Aku…ingin mengatakan sesuatu,”

“Katakan saja, ada apa?”

“Kita…berakhir.”

Dan ia merasakan detak jantungnya memberi kesakitan dalam bagi hatinya.

 

***

 

Jiyeon barus aja mengatupkan mulutnya setelah beberapa saat sempat menganga karena gadis yang bestatus sebagai sahabatnya ini barus aja memborong barang-barang mahal. yep. Lihat, ia membeli banyak baju, sepatu dan tas yang harganya hampir satu tahun gajinya.

Astaga…Suzy sepertinya sudah benar-benar gila.

“Suzy-ya…kau barus aja belanja kemarin, dan kau mau belanja lagi hari ini?” tanya Jiyeon benar-benar tak habis pikir. Suzy menghabiskan uangnya untuk belanja seperti ini, dan yang lebih menakjubkan, uangnya seolah tak pernah habis.

Yang ditanya hanya mengeidkkan bahunya tak acuh. Lalu ia kembali mencoba sepatu yang tadi di lihatnya, kemudian setelah mempertimbangkan ia kembali menaruh sepatu itu.

“Bae Suzy…”

“Tenanglah Yeonie-ya ~ aku tidak memakai uangmu.” Sewot Suzy tanpa menoleh ke arah Jiyeon yang menurutnya sangat berisik. Ia agak menyesal karena telah membiarkan Jiyeon ikut dalam acara belanjanya, karena gadis itu berakhir dengan merecokinya.

“Tapi tetap saja…”

Ucapan Jiyeon terpotong saat seorang pria memeluk Suzy dengan mesra dari belakang. Oh dera…bagu sekali, ini tempat umum dan Kim Jong In tanpa rasa malu sedikitpun memeluk Suzy semesra itu. Dan yang lebih menjengkelkan, Suzy benar-benar hanya menganggap Jong In sebagai ‘mainan’, dan juga sebaliknya. Benar-benar simbiosis mutualisme dalam dark side.

“Bogoshippo~” bisik Jong In manja tepat di telinga kanan Suzy.

Suzy yang merasa geli langsung melepas pelukan Jong In dan menghadap ke belakang, tepat menghadap ke arah Jong In dan menyentil hidung Jong In dengan gaya centilnya. Ia sama sekali tidak terganggu dengan tatapan orang-orang disekitar mereka.

“Aku juga. Tapi ingat, ini tempat umum, jangan macam-macam…”

Jong In justru menyeringai dan semakin mendekap Suzy, “Siapa peduli? Kau milikku.” kali ini Jong In mengusap lembut pipi Suzy.

“Tidak sekarang, oke…”

Jiyeon yang melihat adegan itu hanya memutar bola matanya malas dan berpura-pura memperhatikan sebuah sepatu yang sebenarnya tidak benar-benar menarik di mata Jiyeon. Tapi sungguh, Suzy benar-benar sudah diluar batas dirinya. Jiyeon sudah mengenal Suzy sejak mereka TK, dan Jiyeon benar-benar melihat perubahan yang begitu kuat dari Suzy. Meskipun Jiyeon tahu alasannya, tapi tetaps aja logikanya menolak dengan semua perubahan itu. Terutama ketika ia tahu Suzy mulai menjadi peminum dan sesekali merokok.

Oh dear…adakah yang lebih buruk dari itu?

“Jiyeon-a, kajja! Aku sudah selesai!”

 

***

 

Mulut Suzy tak henti-hentinya mengeluarkan sungutan samar. ditengah ruangan dengan penerangan remang-remang seperti itu, hanya sedikit orang yang bisa melihat ekspresi masam yang dikeluarkan Suzy sejak ia mendapat telpon dari ayahnya tadi. Dan kali ini, ayah kandungnya yang menelpon. Padahal, ia barus aja memulai dansanya dengan Jong In di lantai dansa club yang biasa mereka datangi.

“Kenapa sayang?” tanya Jong In bingung karena Suzy kini sudah memebnahi barang-barangnya.

“Abeoji menelponku,” katanya dengan nada sebal, “Dan aku diminta untuk menemuinya.”

“Sekarang?” Jong In menautkan alisnya. Ah, sial sekali. Padahal ia barus aja ingin menikmati malamnya dengan Suzy.

Suzy mengangguk dan mengecup Jong In sekilas, “Maaf aku pergi sekarang. Besok kita bertemu lagi. aku benar-benar tidak bisa membantah ayahku, kau tahu dia, kan?”

Jong In mengangguk mengerti, walaupun sebenarnya ia tidak sepenuhnya rela.

“Baiklah, aku pergi sekarang. Nanti ku telpon lagi, sampai jumpa..”

 

=TBC=

08/04/14 08:45PM

9 respons untuk ‘To You (1)

  1. ah iya ini aku udah baca di kingdom buatan author nida juga, ff ini yang paling aku suka bangett.. banget.. suka suka suka sama ff ini ceritanyya yang gak ngebosenin sama bahasanya juga mudah di pahami jadi makin suka..

    Suka

  2. Ping-balik: Xue Han’s Library | Xue Han's Pen World

Tinggalkan Balasan ke Tika Batalkan balasan