[Sequel of Married with a Gay-Kris’s] Somwehere Only We Know (chapter 1)

somewhere-only-we-know-nidhyun

Title     : Somewhere Only We Know

Main Cast: Wu Yi Fan/ Kris Wu, Ju Fei/Anastasia Chu, Henry Lau

Other Cast : Find by yourself

Rating : PG

Length : Multi chapter

Auhtor : Nidhyun (@nidariahs)

Cover by :

 

***

Pukul tiga sore. Ju Fei pun mengalihkan pandangannya dengan nada malas daria rlojinya ke arah wanita berkepala tiga yang tengah melakukan presentasinya. Ju Fei benar-benar kelewat terganggu hari ini –terganggu dengan suatu hal yang bahkan ia sendiri tidak tahu apa. Dan Fei harap, ia tidak kehilangan ratusan juta yuan atau bahkan miliaran yuan hanya karena ia teledor dalam memperhatikan rapat untuk rancangan ulang tahun perusahaannya.

Dan Ju Fei sama sekali tidak memberikan komentar pada setiap presentasi anggota rapat yang mengajukan setiap ide mereka. Sampai setengah jam berikutnya rapat dinyatakan usai, Ju Fei pun bangkit dari kursinya dan berkata pada notulen rapat, “Coret semua ide yang mereka ajukan. Semuanya sampah.” Ujarnya dengan nada angkuh, seperti biasa.

Seisi ruang rapat bisa dikatakan cukup terkejut –meskipun mereka telah melalui ini berkali-kali. Ju Fei memang seperti itu. Tidak ya tidak. Iya maka harus iya. Sesuatu yang menjengkelkan, namun selalu berakhir dengan tuaian nada manis. Ju Fei memang bukan orang sembarangan, itu kesimpulan yang selalu mereka tarik dari sosok Ju Fei.

“Aku beri waku kalian tiga hari untuk menyusun kembali ide baru. Jika semuanya masih sampah, kalian bisa pertimbangkan apa yang layak kulakukan untuk kalian semua,” ucap Fei di akhir kata. Ia pun mengambil tas nya dan segera berjalan ke luar.

Rencananya, ia akan pergi ke Macau sambil membereskan sisa pekerjaannya dari Hong Kong. Fei butuh sedikit berlibur, dan ia harap semua bawahannya tidak mengecewakannya lagi dengan semua ide konyol mereka.

“Ms.Chu.”

Fei terpaksa berbalik dan menghampiri sekretarisnya yang berada lima langkah di belakangnya, “Ada masalah?” tanya Fei dengan nada bosan.

“Anu…ini…ada….ada undangan.”

Fei menautkan alisnya, “Aku merasa tak punya teman di Cina selain Kris dan Luhan,” gumamnya pelan sambil menerima undangan yang dimaksud oleh sekretarisnya. Luhan sudah tinggal di Kanada saat ini, dan mustahil bagi Luhan dan Ariel merayakan pesta pernikahan mereka lagi untuk yang kedua kalinya. Dan Kris…? Jangan bercanda. Mustahil Kris mengenalkan seorang gadis padanya.

“Siapa yang menikah?” tanya Fei tanpa mendapat jawaban. Fei juga sudah terlanjur membuka surat undangannya.

“Itu…Tuan Wu…”

Fei tidak lagi mendengarkan apapun saat retina matanya mendapati sebaris tulisan ‘Wu Yi Fan’ pada undangan di tangannya. Fei menggeleng pelan kemudian disusul tawa hambarnya, “Hei, pengusaha mana dia? Kenapa namanya mirip dengan nama Kris?” Fei mengangkat kertas undangannya dan menatap sekretarisnya dengan marah.

Tidak mungkin Kris Wu. Ia yakin tidak mungkin yang tertulis pada undangan itu adalah Wu Yi Fan sahabatnya. Kris seorang gay. Kris tidak pernah sekalipun berkencan dengan perempuan. Kris hanya mencintai Luhan, bahkan hingga saat ini. Fei sangat mengenal Kris dan ia tahu semua teman perempuannya. Dan Fei sangat tahu tak satupun dari semua teman perempuan Kris dekat dengannya.

“Katakan padaku, ini hanya lelucon kan?” Fei melempar undangan di tangannya ke lantai. Ia tidak tahu apa-apa lagi selain rasa sakit yang menjelajarinya.

“Katakan padaku jika itu bukan Kris. KATAKAN PADAKU!!!”

 

***

 

“Aku tidak bisa menikahinya,” Wufan kembali menggaruk kepalanya dengan frustasi. Ini benar-benar memusingkannya. Sejak kapan ibunya senang menjodohkan Wufan dengan perempuan seperti ini?

“Kenapa? Kau punya kekasih?” sahut ibu Wufan sambil lalu. Ia sudah bertekad untuk menikahkan putranya tahun ini juga.

Wufan pun bangun dari sofa ruang tengah dan menarik kakinya menuju meja makan, tempat dimana ibunya berada, “Tapi ini tidak masuk akal, Ma. Selama ini Mama tidak pernah ikut campur urusanku. Dan kenapa tiba-tiba ingin aku menikah secepat ini?” protes Wufan lagi dari kesekian kalinya.

Ibu Wufan pun meletakkan cangkir the nya dan menatap manik mata putra tunggalnya dengan serius, “Luhan saja sudah memiliki anak. Dan kau masih akan sendiri seperti ini? Kau tahu betapa khawatirnya aku melihat putraku terus sendiri dan mengungkung diri dengan pekerjaannya?”

“Umurku baru dua puluh lima tahun, Ma. Karirku masih panjang…”

“Lalu apakah dengan alasan itu kau tidak akan mencari pendamping? Setidaknya kau punya kekasih. Tapi kau justru terus membawakanku setumpuk pekerjaan lagi dan lagi.”

Wufan mengusap wajahnya frustasi. Benar-benar frustasi. Jika bisa, ia ingin memukul kepalanya keras-keras hingga rasa pening yang tiba-tiba menggantung kepalanya ini hilang. Ini bukan permasalah mudah dan…Demi Tuhan! Bahkan ia tidak pernah dekat dengan perempuan manapun selain Fei. Bahkan satu-satunya kontak fisik dengan perempuan yang ia lakukan adalah berciuman dengan Fei. Ju Fei. Semuanya mengerucut pada Ju Fei. Itu pun tanpa setitik perasaan seperti yang ia miliki untuk Luhan.

Wufan pun menjatuhkan kepalanya ke atas meja. Benar. Ini semua mengingatkannya pada Luhan. Dan sekarang ia tahu bagaimana sakit kepala yang dirasakan Luhan ketika ibunya terus mengenalkan banyak perempuan pada Luhan.

Tapi setidaknya Luhan bisa bersikap baik di depan perempuan! Luhan punya banyak teman perempuan dan pernah tidur dengan perempuan. Bahkan lebih dari itu, Luhan berhasil melepaskan Yixing dan hidup bahagia bersama Ariel.

Tapi Wufan sama sekali bukan Luhan. Ia tidak pernah menaruh rasa tertarik pada perempuan. Ia juga tidak pernah berinisiatif untuk mencoba melirik perempuan untuk alasan ‘kesembuhannya’. Hidup dengan keluarganya saja sudah cukup. Wufan tak butuh apapun lagi –karena seseorang yang dibutuhkannya sudah menjadi milik orang lain.

 

***

 

Wufan duduk dengan kaku untuk penjamuan hari ini. Pertemuan dua keluarga yang katanya akan menyatukan Wu Yi Fan dan perempuan bernama Lyn Huang. Seorang putri tunggal Founder MOLI Magazine, perusahaan majalah terbesar di Tiongkok. Dan Wufan benar-benar berharap, ia bisa menenggelamkan dirinya sendiri ke dalam samudra.

Ia tidak akan mempermasalahkan siapapu yang akan menikah dengannya jika seandainya ia tidak memiliki kelainan homoseksual. Ia sama sekali tidak akan keberatan menikah dengan siapapun jika ia memiliki keyakinan untuk bias membahagiakannya –dan ia tahu ia takkan bias membahagiakan ‘istrinya’. Jika ia memang memiliki niat untuk menikahi perempuan, ia pasti sudah mengambil keputusan untuk menikahi Ju Fei.

“Kau cantik sekali malam ini, Lyn.”

Gadis berambut coklat itu tersenyum tipis –manis untuk ukuran perempuan. Penampilannya juga anggun. Berkelas. Siapapun yang melihatnya akan tahu jika gadis ini bukan gadis dari kalangan biasa. Dengan rambut sepundak, perempuan itu justru terlihat lebih glamour.

“Ayi juga cantik, seperti biasa,” Ibu Wufan langsung menyahuti ucapan Lyn dengan senyuman lebar di bibirnya.

Dan Wufan hanya bisa mendengus berkali-kali. Entah ini awal mimpi buruk atau bukan. Ia merasa seperti aka nada badai besar akan menerpanya sekarang juga. Hanya tinggal meunggu waktu kapan badai itu terjadi dan melihat apa saja yanga kan dirusaknya. Wufan hanya butuh kesiapan mental.

“Kau berkuliah di Calgary sebelumnya?” tanya Lyn pada Wufan saat para orang tua mulai sibuk dengan obrolan mereka masing-masing.

Wufan mengedikan bahu, “Begitulah.”

Lyn mengangguk pelan, “Tahun lalu, aku berkenalan dengan istri pengusaha bernama Luhan. Kau mengenalnya kan? Kalian saling kenal? Kudengar Luhan juga berkuliah di Calgary.”

Dada Wufan langsung mencelos saat mendengar ucapan Lyn –yang sebenarnya tidak salah, namun sangat salah jika ditanyakan pada Wufan. Ia butuh sosok seperti Luhan sekarang. Dan Wufan tak punya siapapun untuk ia bagi masalahnya. Namun dengan mudahnya, mulut perempuan itu berkelakar banyak.

“Kau…berkenalan dengan Ariel?” tebak Wufan mempertahankannada suaranya. Sebisa mungkin, ia tidak boleh membuat orang lain curiga.

“Ah, kalian semua rupanya saling kenal.,” kata Lyn sebelum meneguk pelan jus jeruknya, “Aku juga kuliah di Amerika. Boston. Dan kemarin aku baru menyelesaikan kuliah S2 ku di Paris. Fotografi. Orang tuaku marah setengah mati.”

Wufan terkekeh pelan, “Kau seperti temanku, banyak membantah, namun selalu punya hasil yang luar biasa,” sahut Wufan di luar kendali –termasuk momen dimana ia tiba-tiba mengingat Fei.

Lyn tersenyum kecil, “Hasil yang luar biasa?” tanya Lyn mengulang penyataan Wufan.

“Pameran bernama MOLI’s Life itu pameran fotomu bukan? Sebulan lalu kebetulan aku pergi ke Hong Kong, dan sekretarisku menawarkanku untuk datang ke pameran tersebut. Dia fans beratmu.”

Lyn mengangguk tersipu, “Aku tidak menyangka jika kau tahu sedikit tentangku. Jika tahu hari ini kita akan bertemu, sebulan lalu pasti secara khusus aku aka menemuimu,” kata Lyn lagi.

Dan Wufan pikir, ini mungkin bukan awal yang buruk untuk perkenalannya dengan Lyn, meskipun Wufan tidak tahu apakah ia bisa menopang hubungan mereka degan kondisi Wufan saat ini.

 

***

 

Wufan baru saja menutup map terakhir yang membutuhkan bubuh tanda tangannya. Yeah, hari ini ia tidak terlalu sibuk. Sesuatu yang cukup langka meskipun membuatnya sedih secara bersamaan. Wufan selalu merasa kesepian tiap kali banyak waktu kosong yang dimilikinya.

Wufan pun mengambil jasya dan bersiap untuk pulang. Ia juga memiliki janji dengan Lyn untuk makan malam –formalitas. Namun, belum sempat Wufan bangun dari kursinya, tiba-tiba saja pintu tempat kerjanya terbuka dengan keras, dan menampakkan sesosok perempuan yang berjalan dengan langkah cepat.

Mata Wufan langsung membulat ketika menyadari bahwa Fei sudah berada di depannya. Belum sempat Wufan bertanya soal penampilan Fei yang terbilang berantakan, Wufan sudah mendapat tamparan keras lewat undangan yang dilempar tepat ke arah wajahnya. Dan detik berikutnya Wufan paham dengan situasi ini.

“Fei…”

“Katakan apa maksud dari semua ini?!” Fei bersuara dengan nada dingin.

Wufan pun bangun dari kursinya dan berjalan mendekat ke arah Fei, “Katakan padaku apa maksud dari undangan itu, Kris!” teriak Fei tak terkendali. Air matanya sudah bercucuran tanpa henti –Fei sangat terluka. Fakta ini menyakiti Wufan lebih banyak lagi. Ia melupakan konsekuensi ini.

Fei tidak melawan saat Wufan menarik Fei ke pelukannya. Wufan tidak tahu bagaimana cara Fei bisa sampai ke Beijing dengan kondisi seperti ini. Namun mengingat bagaimana gegabahnya seorang Ju Fei, Wufan bisa memperkirakan jika gadis ini nekat mengendarai mobil pribadinya.

“Mama memintaku…menikahinya…”

“Dan kau tidak menolaknya?” tanya Fei tanpa melepaskan pelukan Wufan.s

“Aku tidak punya pilihan, Fei…”

Kali ini, Fei langsung melepas Wufan dan menampar wajah Wufan dengan keras. Fei tidak bisa mendeskripsikan bagaimana terlukanya ia saat ini. Yang ia tahu, ia benar-benar merasa ada dentuman sakit yang luar biasa di dadanya. Ia merasahancur, bahkan hamper mati rasa.

“Aku bertahan selama ini untukmu, Wu Yi Fan,” kata Fei dengan nada tertahan, “Dan kau bilang kau tak punya pilihan? Sedangkan kau tahu aku ada di depan matamu?”

“Tapi aku tidak bisa membahagiakanmu Fei! Ini sebuah pernikahan! Aku takut tidak bisa membuatmu bahagia! Aku tidak menyukai wanita! Aku bahkan tidak pernah menyentuh perempuan! Aku takut tidak bisa membahagiakanmu jika aku harus memilihmu Fei!”

“Dan kau memilih wanita itu?! Lalu dengan menikahinya kau bisa membahagiakannya?!”

Wufan memejamkan matanya erat. Napasnya benar-benar tak beraturan menahan gemuruh emosi yang terus naik, “Kebahagiaanmu lebih berarti, Fei. Aku mencintaimu. Mencintaimu sebagai sahabatku. Aku tidak bisa menjadi suami seutuhnya jika kau menikah denganku. Dan aku tidak mau mengorbankan kebahagiaanmu hanya demi pria busuk sepertiku!”

“Dan kebahagiaanku adalah dirimu, Kris. Aku…” Fei menunjuk dadanya dengan keras, “Aku terus mencintaimu tiada henti. Kau kira hanya karena kau seorang gay maka aku akan terluka seumur hidupku? Aku sudah terluka sepanjang aku mencintaimu, Kris!”

 

=to be continued=

20151213 PM1044

21 respons untuk ‘[Sequel of Married with a Gay-Kris’s] Somwehere Only We Know (chapter 1)

  1. Ugh, author bener bener ngerti kalo kita(readers) pengen terus baca series dari mereka-mereka ini. Hehe…
    Ditunggu next chap nya thor.

    Suka

  2. kasian fei… padahal dia sdh menantikan yifan lama sekali.
    sekali mau nikah yifan nya malah milih org lain..

    kalo gak slh td aku baca luhan aja ud punya anak.. what..? pdhl di tian mi mi blm smpe situ..

    ya ud deh d tunggu deh kelanjutannya..
    tian mi mi ny jg

    Suka

  3. Author ini keren banget sumpah. Aku nunggu kelanjutan hubungan Kris-Fei bahkan sejak aku baca Married With A Gay. Aku suka cara author bikin aku jungkir balik sampe uring2an sama cerita2nya wkwkwk XD Semangat thor, aku tunggu kelanjutannya

    Suka

  4. Ping-balik: [Sequel of Married With A Gay] Tian Mi Mi (Chapter 6) | Xiao Hyun's Pen World

  5. Ping-balik: [Sequel of MWAG] Tian Mi Mi (Chaper 6) | Lu Han Fanfiction Indonesia

  6. Ping-balik: [Sequel of Married wiith a Gay] Tian Mi Mi (Chapter 6) | FFindo

  7. Moga2 kris sm fei aj.. Kagn sampe sm lyn
    Lah trus knp ad mochi ya d situ?
    Semuany bersangkut paut sm klrg Lau ya..
    Btw.. D sini d critain klo luhan pindah k kanada n dh pny ank?? Wihhh… Ini semacam kyk bayangan gmn akhr dr ff tian mi mi.. Heheheh
    Dr smua tokoh MWAG.. Ak plng menunggu2 gmn kisah mrka..
    D tgg part slnjtny

    Suka

  8. Nggak kebayang klw jadi fei , ya ampun dia bner2 tulus sma kris tp kris kya gitu kan juga takut klw fei nggak bahagia ;( q bngung tp bner2 psti skit banget di posisinya fei

    Disukai oleh 1 orang

  9. thor keren banget lah aku kasih jempol 4 kalo bisa hihi
    aslilah seru bangettt
    suka suka suka banget denan jalan ceritanya jadi ga monoton ceritanya…
    fighting thor 🙂

    Suka

Tinggalkan Balasan ke Zz Batalkan balasan