Story of Someone I Know

Title     : Story of Someone I Know

Genre  : AU, Romance, Sad

Main Cast: Ashley Lee (OC), Kai of EXO, Krystal of f(x)

Other Cast : Find by yourself

Length : Multi chapter

Auhtor : Nidhyun (@nidariahs)

This story is written by my breakin’ heart ~

HA HA HA

 

***

Kim Jongin, atau yang lebih familiar dengan nama Kai –salah satu anggota boygroup asal SM Entertaiment Korea Selatan—berjalan sedikit terburu-buru. Jongin kembali mengecek ponselnya, membaca ulang pesan singkat yang dikirimkan oleh sahabatnya satu jam yang lalu. Ya. Satu jam yang lalu, dan Jongin baru bisa membacanya juga membalasnya sekitar lima belas menit lalu. Sayangnya, meskipun Jongin menelepon gadis itu, tak ada tanda-tanda Ashley akan menjawabnya.

Setelah berita kencanmu beredar di seantero Korea, apakah kau benar-benar tidak bisa menemaniku minum walau hanya sekali ini, Kim-ssi?”

Jongin sebenarnya tidak akan mengamini pesan singkat itu jika bukan Ashley Lee yang mengiriminya, sayangnya ini Ashley, salah satu teman sekaligus sahabat yang telah menemani masa perjuangannya di masa trainee hingga saat ini. meskipun…yeah, Jongin akui, sejak single Love Me Right keluar, dan Ashley yang tergabung bersama YGK+ mulai sama-sama sibuk dan hampir tak pernah bertemu lagi secara khusus.

Sebenarnya, Ashley sempat mengajaknya untuk bertemu, namun kebetulan jadwal Jongin selalu bentrok dengan ajakan Ashley. Jongin tidak tahu apakah Ashley masih pergi dengan teman-temannya yang lain atau tidak, tapi semenjak pesta tak berarti mereka di tahun baru –karena Jongin pun harus melakukan beberapa show untuk acara-acara award dan persiapan konser—Ashley seperti mulai menghindarinya. Tak lagi ada stiker konyol di Line, tak ada puisi kosong di Kakao, ataupun kabar semacam “Pemotretanku hari ini sangat menyenangkan, lawanku sangat tampan.” Jongin sebenarnya agak ill feel jika Ashley sudah mengirim pesan tak penting seperti itu, tapi gadis asal Washington itu seolah tak peduli.

Jongin juga tak peduli dan tidak keberatan meskipun Jongin jarang membalasnya, ataupun Ashley yang tak membalas balik pesannya. Ashley salah satu sahabat terbaiknya, sama seperti Taemin –dan yang lainnya. Dan Jongin rasa, ini salah satu cara agar mereka masih bisa berhubungan baik. Setelah…mereka berpacaran dan putus. Ritme hidup yang cukup unik. Setidaknya, Jongin tak pernah membayangkan ia akan bersahabat dengan mantan kekasihnya sendiri.

“Berhenti!” Jongin menahan lengan Ashley yang sudah bersiap menuangkan kembali soju pesanannya –ada tiga botol disana—. Untungnya, tempat minum yang biasa didatangi Ashley tidak terlalu jauh dari lokasi pemotretannya.

Mata Ashley terlihat mulai sayu, pipi gadis itu pun agak merah, dan gesture tubuhnya pun mulai kacau. Gadis ini hampir tidak pernah minum selama setahun ini –menjaga tubuh katanya, dan entah untuk alasan apa Ashley kembali memutuskan minum.

“Ah…kau datang juga Kim-ssi,” Ashley tersenyum lebar –terlalu lebar. Kemudian ia pun kembali menarik lengannya dan mencoba menuangkan lagi sojunya, dan sayangnya Jongin kali ini menarik botol soju di tangan Ashley.

“Berhenti. Kau sendiri yang memutuskan untuk berhenti minum. Lalu apa ini? kau melanggar ucapanmu sendiri!” omel Jongin dengan dahi berkerut.

Ashley terkekeh dengan nada mengejek. Entah mengapa, di telinganya ucapan Jongin terdengar begitu lucu. Melanggar ucapan sendiri? Ashley menggeleng kecil, mengenyahkan bayangan Jung Soo Jung alias Krystal, salah satu sahabatnya, yang juga ternyata telah menjadi kekasih Jongin. Dia lebih suka bertingkah bodoh seperti ini, meskipun sebenarnya ia tak benar-benar mabuk.

“Memangnya tidak boleh ya seseorang melanggar ucapannya sendiri?” Tanya Ashley dengan nada tak acuh, dan kali ini ia berhasil menuang sojunya dan meneguknya dalam satu tegukan.

Jongin mulai terlihat menyerah. Ashley masih dapat mendengar dengusannya meskipun pria itu mengenakan masker, topi, dan jaket hitam. Ashley kadang merasa lucu melihat Jongin seperti sekarang ini, tapi untuk pertama kalinya, Ashley justru merasa muak dengan penapilan Jongin. Seolah lelaki iutu mendeklarasikan bahwa ia adalah Kai, dan bukannya Kim Jongin.

“Kau kenapa?”

Ashley tertawa kecil mendengar pertanyaan Jongin. Sudah lama sekali semenjak Ashley mendengar pertanyaan dengan nada khawatir itu, “Tidak ada. Aku…hanya merasa sedih, aku merasa baru menyadari sesuatu…jika aku tak memiliki teman di Korea…”

“Ashley Lee!”

“Mulai tanggal 12 April nanti aku akan berada di Washington. Aku akan pulang dan berlibur selama sebulan sebeluma ku memulai syuting untuk film Jepang. Lawan mainku cukup tampan, aku harus membuat diriku terlihat lebih baik, dan aku akan mewujudkannya setelah pulang dari Washington.”

“Aku tak mengerti…kau tidak pernah benar-benar suka jika kau harus pulang. Terjadi sesuatu?”

Ashley pun mengangguk keras. Dan baginya, sesuatu itu terlalu keras untuk ditembusnya. Hingga akhirnya Ashley tak mengambil job untuk sebulan ini, “Taemin sangat sukses dengan albumnya, dan kau juga Soojung mulai berkencan, aku tak ada alasan untuk berada di Korea selama sebulan.”

Dada Jongin sempat berdesir mendengar ucapan Ashley. Ini bukan yang pertama kalinya, Ashley berbicara seolah ia terluka ataupun tidak menyukai kedekatan dirinya dengan gadis lain, atau yang lebih kentara jika Ashley mengkhawatirkan dirinya.

Dan, semua khayalannya soal perasaan Ashley selalu kebas saat Sehun mengatakan hal yang sama –Ashley sering sekali bertemu dengan Taeyong, Ashley menengok Taeyong, atau Ashley terlihat dekat dengan salah satu teman modelnya. Yang lebih menjengkelkan dari itu semua, Ashley selalu menceritakan banyak hal padaSehun. Bahkan gadis itu juga melakukan hal yang sama pada Kris dan Luhan sebelum mereka keluar dari EXO. Yang membuat Jongin lebih jengkel lagi, saat Ashley menengok Luhan saat lelaki itu sampai di Beijing.

Ashley selalu dekat dengan semua teman laki-lakinya. Ya. Alasan kenapa mereka putus saat itu, karena Ashley sangat sering bertemu dengan Kris. Kris mungkin tidak tahu soal ini, tapi Jongin tidak terlalu senang jika gadisnya begitu dekat dengan pria lain.

Meskipun…yeah, lucunya Ashley membalikkan ucapannya, “Kau juga dekat dengan banyak teman perempuanmu. Bahkan aku tak marah saat kau menghubungi Soojung dan hanya makan berdua saja dengannya. Kau juga memajang fotonya di dekat komputermu. Aku tidak marah. Lalu kau memutuskanku dengan alasan seperti itu?”

Ya. Jongin memutuskannya setelah dua tahun –hampir tiga tahun—Jongin dan Ashley berpacaran. Februari 2010 hingga November 2012.

“Aku ingin menceritakan kisah temanku yang baru saja patah hati. Kau mau mendengarnya?” suara Ashley berhasil memutus lamunan Jongin dan berhasil menarik perhatian Jongin sepenuhnya.

Tanpa menjawab, Ashley sudah melanjutkan, “Ah…harus darimana ya aku bercerita?” Ashley memutar-mutar gelas di tangannya, “Apa aku harus menceritakan tentang persahabatannya dulu?” Ashley menatap Jongin, kemudian meletakkan gelasnya dan melanjutkan.

“Jadi…temanku itu sama sepertiku, berasal dari Amerika. Dia datang ke Korea karena ayahnya melakukan bisnis di sini, di Seoul. Akhirnya, temanku itu juga terpaksa tinggal di Korea, bersekolah di Korea. Lalu ia berteman dengan seorang gadis cantik. Dia berasal dari California…”

Role film lama itu terputar dburam seperti film noir yang tak lagi menarik untuk disentuh. Tapi Ashley tidak tahu, akhirnya ia akan mengenang ini lagi…pertemuannya dengan Jung Soojung. Yeah…ia ingat, saat gadis itu menjadi teman sebangkunya, kemudian mereka menjadi sahabat yang menempel dan selalu bersama kemanapun. Ashley yang menggunakan nama koreanya, Haeun, selalu menceritakan apapun pada Soojung. Sama seperti gadis itu, yang kini terkenal dengan nama panggungnya, Krystal, ia juga menceritakan banyak hal pada Haeun.

“Lalu, gadis California itu masuk agensi besar dan menjadi trainee. Yeah…dia akui, jika sebenarnya ia sudah ditawari sejak lama soal kontrak itu. Dan kakak gadis itu juga seorang trainee…” Ashley memiringkan kepalanya sambil menatap Jongin, “Atau ia sudah debut? Ah…entahlah. Yang pasti, gadis California itu bersahabat dengan temanku. Kenalanku itu…”

“Lalu, gadis itu berhasil membuat temanku tertarik untuk menjadi artis, menjadi trainee. Yeah…meskipun temanku ditentang habis-habisan, tapi ia tetap keras kepala dan memutuskan untuk menjadi trainee. Dan…di sanalah temanku bertemu dengan cinta pertamanya,”

Ashley tersenyum kecut ketika bayangan hari audisinya di tahun 2008 kembali berputar di kepalanya. Itu sudah lama sekali. Dan Ashley masih sangat muda, ia sangat gugup dan takut, terlebih saat itu ia tak mendapat restu dari orang tuanya. Dan yang membuat Ashley merasa ia begitu sial, ketika sepatunya yang akan ia gunakan untuk menari rusak tiba-tiba.

Ashley mendengus kecil mengingat kejadian itu. Bak dongeng penuh harapan, seorang anak lelaki mendatanginya dan memberinya sepasang sepatu yang agak kebesaran. Ya. Anak lelaki itu menghiburnya, dan membuat Ashley memiliki harapan meskipun sedikit –ia bisa melaluinya. Kemudian, mereka berkenalan. Lelaki itu bernama Kim Jongin, dan Ashley memperkenalkan dirinya sebagai Ashley.

Mereka lolos bersama. Alasan mengapa mereka menjadi dekat, mereka lolos bersama, melakukan latihan bersama, menangis bersama, berbagi keluh kesah bersama, bahkan tak jarang mereka makan bersama. Ia, Jongin, dan Taemin.

“Anak lelaki itu, lelaki yang disukai temanku, menolong temanku saat sepatunya rusak menjelang audisi. Temanku terpesona sekali, padahal saat itu dia masih kecil,” Ashley tertawa mengejek, “Yang lebih lucu, mereka lolos audisi dan menjalani trainee bersama. Hingga akhirnya mereka menjadi teman dekat, dan temanku memperkenalkan anak lelaki itu pada sahabatnya yang sama-sama trainee di perusahaan yang sama.”

Ashley ingat ketika ia membawa Soojung untuk makan bersama dengan Jongin, dan Ashley sudah mewanti-wanti Soojung untuk tak menyukai Jongin, karena saat itu Ashley sudah mulai menyukai Jongin. Sambil tertawa, Soojung mengiyakan. Dan…yeah, akhirnya mereka dekat satu sama lain. Kedekatan itu juga tak berarti sama sekali. Karena Soojung akhirnya sibuk untuk debutnya, dan Ashley masih harus menjalani training, sama seperti Jongin.

“Dan temanku dengan lelaki itu, berpacaran pada Februari 2010. Temanku dengan konyol menyatkan perasaannya. Katanya, ia jatuh cinta pada temannya itu. Dan…tanpa diduga, lelaki itu menerimanya.”

Ashley menyatakan perasaannya pada 14 Februari. Yeah, ia ingat, ia bahkan membuat coklat dan memberikannya pada Jongin. Ashley sebenarnya tak sepercaya diri itu…tapi ia hanya mengikuti instingnya. Dan…tara! Mereka berpacaran, dan mereka melaluinya dengan suka duka yang manis, seperti anak muda kebanyakan.

“Mereka hidup bahagia. Sangat-sangat bahagia. Dan pertengkaran tentu saja menjadi bumbu penyedap dalam ritme hubungan mereka. Tapi pertengkaran hebat itu dimulai saat kekasih temanku itu mulai sibuk untuk persiapan debutnya. Karena komunikasi yang buruk, kekasih temanku itu juga menuduh temanku berselingkuh dengan salah satu teman satu grupnya. Yeah…temanku tersinggung, dia akhirnya membalikkan semua ucapan lelaki itu.”

Ashley meneguk sojunya, kemudian berkata lagi, “Dan kekasih temanku itu tak tahu jika temanku itu, sebenarnya sedang dalam masa terpuruk. Yeah…temanku training sejak 2008, satu per satu temannya mulai debut, dan hingga 2012, ketika kekasihnya debut, ia masih berstatus sebagai trainee. Ia lelah. Belum lagi, ia harus memikirkan pendidikannya, juga tekanan dari orang tuanya mulai mengusik konsentrasi dan keteguhan hatinya.”

Ashley tersenyum kecut. Ia sebenarnya tak ingin membahas masa-masa itu, masa-masa ia mula menyesali keputusannya dan berpikir untuk mundur menjadi seorang trainee dan mulai focus pada karirnya tanpa dunia entertainment.

“Tapi…sahabat temanku yang sudah debut, meyakinkanku untuk bertahan. Katanya, semua hanya tinggal masalah waktu. Ia meyakinkanku…ah!” Ashley menepuk tangannya keras, “Apa aku mengatakan ‘aku’?” kemudian ia tertawa keras, “Yeah…itu seperti kisahku, dan aku terbawa suasana,” Ashley menggeleng kecil, “Maksudku, temanku. Ya. Temanku itu. Dia diberi motivasi oleh sahabatnya yang artis itu.

“Tapi…yeah, saat itu temanku dan pacarnya masih muda dan labil. Temanku mulai merasa jika kekasihnya begitu sibuk dan tidk ada waktu untuknya, hingga akhirnya ia melakukan segalanya untuk mengakhiri rasa tertekannya. Berteman dengan artis tak semenyenangkan itu, sih…belum lagi ketika kau masih berstatus sebagai trainee….”

Ashley pun menyangga kepalanya dengan satu tangan di atas meja, “Dan entah bagaimana, temanku yang berteman dengan teman satu grup kekasihnya yang telah debut itu, malah jadi lebih sering bertemu dan berkomunikasi. Yeah…aku akui, lelaki itu yang membuat kekuatan baru. Dia juga berasal dari Kanada…” sekali lagi Ashley tertawa, “Astaga! Aku kembali menyebut ‘aku’?”ia pun tertawa lebih keras, “Yeah…itu mengingatkanku pada Kris. Menurutmu, bagaimana kabarnya? Aku tak lagi bertemu dengannya…”

“Dan…sambil menangis, temanku bercerita bahwa ia akhirnya putus pada akhir tahun. Menyedihkan, ya? Meskipun sahabat artisnya meyakinkan bahwa kekasih temanku itu masih menyukainya, nyatanya mereka tak pernah jadian lagi…meskipun mereka berteman sih, tepatnya saat salah satu teman satu grup kekasihnya mengajak temanku untuk berpesta bersama untuk keluar album pertama mereka di pertengahan tahun 2013.”\

Ashley menarik napas panjang, rasa sesak itu mengikat dadanya sangat kuat, “Dan entah bagaimana temanku dan mantannya itu malah menjadi dekat, bahkan bersahabat. Meskipun temanku sudah member kode jika ia masih menyukai mantannya itu, tapi lelaki itu teralu sibuk dengan kesuksesannya. Yeah…artis.” Ashley mendengus kasar, ia menertawakanharapan kosongnya yang melambung besar sekali, “Tapi sahabat temanku selalu menghiburnya. Dia selalu menjadi pemberi dukungan terbaik. Meskipun…yeah, akhirnya temanku itu mengalami cidera parah di awal tahun 2014. Membuatnya gagal debut untuk pertengahan tahun…”

Sialnya, di luar dugaan,Ashley justru menitikkan air matanya, “Ah…lagi-lagi aku terbawa suasana,” Ashley menghapus air matanya sambil tertawa sumbang, “Ia gagal debut dan berhenti menjadi trainee. Ia gagal menjadi artis…. Tapi, mau bagaimana lagi? Ritme hidupnya semenyedihkan itu, sih.”

“Dan sepertinya, salah satu temannya semasa trainee yang debut bersama mantan kekasihnya, tahu keputusasaan yang dirasakan temanku. Ia menjenguk temanku, dan menghibur temanku itu. Padahal mereka tak terlalu dekat, tapi lelaki itu tetaplah lelaki perhatian. Jika saat itu temanku tak memiliki kekasih, mungkin di akhir tahun 2011 mereka akan menjadi sepasang kekasih yang bahagia. Sayangnya, temanku terlalu setia…” Ashley ingat sebelum Luhan memutuskan keluar dari EXO dan jatuh sakit, ia menjadi orang pertama yang memeluknya dan berkata bahwa Ashley masih memiliki banyak kesempatan untuk menjadi seseorang yang lebih sukses dan lebih baik, meskipun ia tidak jadi untuk debut di Red Velvet. Yeah, Ashley menyesal sekali setelah ia merasa kesal pada Seulgi yang berhasil saat itu. Alasan mengapa Ashley menjadi dekat dengan Luhan, dan menjenguk Luhan ke Haidian.

“Dan April 2015, temanku menjadi model di YGK+. Di sanalah kedekatan dengan mantan kekasihnya, juga sahabat Californianya begitu merenggang. Semua sibuk. Sangat sibuk. Sampai, mereka berdua tak bisa member tahu soal kedekatan mereka di belakang temanku, bahkan hingga berpacaran. Padahal sahabat temanku itu sempat menceritakan kesedihannya soal teman satu grupnya yang keluar, tentang konsernya, albumnya…tapi sepertinya ia tak ada waktu untuk menceritakan kekasih barunya.”

Ashley menuangkan soju terakhirnya, “Dan mantannya juga sama saja, mereka bertemu, berjalan-jalan, dan mereka membicarakan kesibukan mereka untuk album natal. Yeah…tapi mantannya itu juga tak tertarik membicarakan kekasih barunya.”

“Kupikir mereka pengkhianat, sahabatku yang tahu aku masih menyukainya, dan mantanku yang masih suka member harapan kosong,” Ashley terkikikik geli,”Astaga….aku lagi-lagi menyebut kata ‘aku’. Dia menyedihkan, sih…dia ingin menyalahkan kedua orang itu, tapi ia sadar ia tak punya hak untuk itu. Ia bahkan tak bisa membagi kesedihannya yang bahkan tak bisa ia tuangkan lewat kata-kata. Makanya ia bercerita padaku sambil menangis…apalagi dia tahu lewat berita. Ck. Menyedihkan.”

“Ashley…”

Ashley tidak terkejut ketika suara Soojung menyentuh gendang telinganya, dan ia tidak peduli saat Jongin terkejut dengan kedatangan Soojung, “Wah! Kau datang juga Soojung-a! aku baru saja selesai menceritakan kisah temanku,” Ashley tersenyum dengan sangat lebar. Kemudian ia pun menoleh ke arah Jongin yang membuang wajahnya dengan raut yang tak terbaca, “Kau harus senang, Kim! Kekasihmu disini,” Ashley menunjuk Soojung dengan tangan limbung.

“Setelah film itu, aku akan audisi di Amerika untuk film Holliwood. Aku harap aku berhasil meskipun…yeah, masih ada yang mengganjal,” Ashley pura-pura tak melihat air mata di sudut mata Soojung, ia pun menarik Soojung untuk duduk, “Kau selalu mendengarkanku. Jadi, aku akan mengatakannya padamu…aku tak terima saat lelaki itu marah hanya karena aku menjenguk Luhan ke Haidian. Tapi aku sendiri tidak bisa marah saat dia menjadi kekasih orang lain, dan kekasih lelaki itu adalah sahabatku…”

“Haeun…”

“Aku tak akan kembali ke Korea,” Ashley pun bangun dari duduknya, “Karirku tak sebagus kalian, tapi aku akan melakukan sebisaku untuk menjadi yang terbaik.”

“Berhenti disana. Biarkan aku bicara denganmu,” kata Jongin sambil mencengkram tangan Ashley. Namun dengan satu hentakkan, Ashley dapat melepasnya.

“Aku tak ingin mendengar apapun, Kim. Aku mabuk, kau lupa? Aku akan melupakan ucapanmu. Jadi, katakan pada sahabatku. Aku percaya pdanya,” Ashley tersenyum ke arah Soojung.

“Ah…sebenarnya aku sudah memesan taksi. Aku harus pulang. Sampai jumpa sahabat-sahabatku. Ah…kurasa aku takkan bertemu kalian lagi, aku tak berpikir akan kembali, sih.”

Dan Ashley pun melangkahkan kakinya menuju pintu keluar bar tersebut. Ia tidak peduli apakah salah satu dari pasangan itu mengejarnya atau tidak. Ia hanya tahu…ia terluka dan harus memulai langkah barunya.

 

=The End=

20160404 PM0929

With song “Story of Someone I Know” by San E

22 respons untuk ‘Story of Someone I Know

  1. kok nyesek banget ya?
    huwaaa…. kenapa harus april sih? disaat aku lagi UN lagi, bisa dibayangin ya jadi aku? apalah ini, back to…tapi sumpah sedih banget jadi ashley yg berjuang sendirian, rela buat apa-pun bahkan orang yang dia percaya malah begitu sama dia, yaampun, kok jadi serba salah ya?
    pengen nya sih ada squel kak , tapi ya begini aja cukup, tapi kalo ada boleh lah dipost 😀
    oke oke …. selamat berkarya kak 😀

    Disukai oleh 1 orang

  2. huff nyesek banget nyampe banget ke aku aku bisa ngerasain perasaan asley karena aku jg punya idola yg sama ky gitu dia hrs menjalankan trainee setelah teman2 seperjuangannya udh pada debut dan hampir menyerah dan menurutku idola2 seperti itulah yg pantas dinamakan “idola” dg perjuangannya itu bukannya aku nganggep yg “lainnya” bkn idola tp idola2/orang2 yg seperti itu punya kesan sendiri karena kehidupannya bisa jadi inspurasi buat para fans nya dan mereka hebat !!

    Disukai oleh 1 orang

  3. Pipp… pippp….pippp

    Kbiasaan buruk. Otak q harus baca 2-3 kali klau castnya selain Luhan, Sehun,& baekhyun. Tapi q suka bcanya, alurnya melow gmana gitu. Hehehehe…

    KLau berminat, bsa mampir k wp saya. Kkkkkk… Q punya ff fantasy & lagi nyari pngunjung. Hehehe #terlalujujur

    Y ud kak… semangat terus bwat ksehariannya. Keep writing.

    Disukai oleh 1 orang

  4. Woahhhh kerennya kak.. feelnya dpt bangettt bikin sequel nya donggg… penasaran jadi gimana sijongin dan ashley..
    Keep writing.. Fighting!!

    Disukai oleh 1 orang

  5. Ping-balik: Her Name is Ashley | Xiao Hyun's Pen World

  6. Ping-balik: [(2) #WinterStation : “Happy 20th” Project] A Few Years Later | Xiao Hyun's Pen World

  7. Ping-balik: [author tetap] A Few Years Later – Nidhyun | EXO Fanfiction

  8. Ping-balik: A Few Years Later – KAI FanFiction Indonesia

  9. Ping-balik: #WinterStation : A Few Years later – FFindo

  10. Ping-balik: [(3) #WinterStation : “Happy 20th” Project] Playing with Fire | Xiao Hyun's Pen World

  11. Ping-balik: Playing with Fire – KAI FanFiction Indonesia

  12. Ping-balik: #WinterStation : Playing with Fire – FFindo

  13. Ping-balik: [author tetap] Playing with Fire – nidhyun | EXO Fanfiction

  14. Ping-balik: What If | Xiao Hyun's Pen World

Tinggalkan komentar